Oleh: Sumayyah (1406569560)
Rhinoplax vigil atau rangkong
gading, merupakan burung dengan ukuran tubuh yang besar, sekitar 110 – 120
cm,dan bulu ekornya yang panjangnya bisa melebihi panjang tubuhnya sendiri.
Burung ini merupakan burung rangkong terbesar di Asia. Rangkong gading memiliki
struktur keras seperti pelindung kepala di atas paruhnya, yang biasa disebut
dengan balung. Balung pada rangkong gading berwarna merah dan kekuningan di
bagian depannya. Tidak seperti burung rangkong lainnya, balung yang dimiliki
rangkong gading tersusun dari keratin padat menyerupai gading, sehingga burung
tersebut dinamakan rangkong gading.
Klasifikasi Rangkong
Gading
Kingdom
: Animalia
Filum
: Chordata
Class
: Aves
Ordo
: Coraciiformes
Famili
: Bucerotidae
Genus
: Rhinoplax
Species
: Rhinoplax vigil
Persebaran rangkong gading meliputi wilayah Semenanjung Melayu, Pulau
Sumatra, dan Pulau Kalimantan. Rangkong gading hidup di hutan-hutan tropis
dataran rendah, dengan ketinggian mencapai 1.500 m. Burung ini bersarang di
lubang-lubang pohon yang yang tinggi dan terbentuk secara alami.
Gambar 1. Rangkong gading jantan yang sedang membawa
serangga besar sebagai makanan.
[Sumber: http://www.arkive.org/helmeted-hornbill/rhinoplax-vigil/]
|
Rangkong gading memiliki dimorfisme seksual antara jantan dan betinanya. Seksual
dimorfisme merupakan suatu kondisi perbedaan morfologi antara jantan dan betina
pada spesies yang sama. Pada rangkong gading, ukuran tubuh jantan umumnya lebih
besar daripada betina. Kulit di bagian leher pada jantan berwarna merah tua,
sedangkan kulit di bagian leher betina berwarna biru pucat. Balung yang keras
pada jantan digunakan untuk saling beradu dengan jantan lainnya (aerial casque-butting), untuk memperebutkan
makanan yang terdapat di pohon fikus.
Suara burung yang umumnya kita dengar, berupa siulan yang berulang-ulang,
tetapi sebenarnya ada banyak macam variasi suara burung, seperti call dan song. Call terdiri
dari vokalisasi yang pendek dan sederhana, yang dilakukan oleh jantan dan
betina. Call digunakan untuk berinteraksi satu sama lain,
seperti memberi tanda adanya bahaya dan memberitahu adanya sumber makanan.
Sementara song merupakan vokalisasi yang biasanya panjang,
keras dan berulang, serta digunakan sebagai isyarat teritori jantan. Betina
biasanya memilih jantan dari kemampuan mereka menghasilkan song. Untuk
mengetahui perbedaan antara call dan song, kita dapat mengunjungi website yang
menyediakan suara rekaman burung. Contohnya website
xeno-canto (www.xeno-canto.org),
yang merupakan situs yang digunakan untuk berbagi rekaman suara burung dari
seluruh dunia. Pada rangkong gading, suara call terdengar seperti
suara tiupan berulang pendek yang diakhiri dengan suara seperti orang tertawa.
Sayangnya, karena rangkong gading termasuk hewan yang dilindungi menurut IUCN
(termasuk dalam kategori critically endangered/CR), rekaman suara
rangkong gading di website tersebut
tidak diperdengarkan secara online.
Sejak tahun 2015, status konservasi rangkong gading naik dari near threatened menjadi critically endangered. Hal tersebut
menunjukkan populasi rangkong gading cenderung menurun dari tahun ke tahun.
Penurunan populasi rangkong gading disebabkan oleh hilangnya habitat rangkong
gading, terutama di wilayah Pulau Sumatra. Selain kehilangan habitatnya,
perburuan terhadap burung ini juga menjadi penyebab utama penurunan populasi
rangkong gading. Balung rangkong gading yang kuat dan keras di atas paruhnya
memilik harga yang tinggi di pasar gelap. Balung tersebut umumnya dipahat dan
dijadikan dekorasi, atau digunakan sebagai bahan obat tradisional.
Sebagai bentuk upaya konservasi, rangkong gading telah dimasukkanke dalam
daftar Appendix I CITES, yang berarti perdagangan burung ini tidak diperbolehkan.
Rangkong gading juga telah dimasukkan ke dalam daftar jenis-jenis tumbuhan dan
satwa yang dilindungi, dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 7
Tahun 1999. Upaya konservasi dalam bentuk pembuatan dan penegakan hukum telah
dilakukan sampai saat ini. Selain kedua hal tersebut, pemantauan terhadap
kegiatan perburuan burung ilegal juga diperlukan untuk menjaga populasi burung
tersebut.
Referensi:
BirdLife
International. 2017. Rhinoplax vigil. The IUCN Red List of
Threatened Species 2017: e.T22682464A117225617. http://dx.doi.org/10.2305/IUCN.UK.2017-3.RLTS.T22682464A117225617.en.,
diakses 10 Desember 2017 pk. 07.40 WIB.
Collar,
N.J. 2005. Helmeted hornbills Rhinoplax
vigil and the ivory trade: the crisis that came out of nowhere. BirdingASIA, 24: 12—17.
Gill, F.B. 2007. Ornithology,
3rd edition. W.H Freeman and Company, New York: xxvi + 758 hlm.